INSTALASI PLUMBING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
URAIAN SISTEM
Sistem penyediaan dan distribusi air bersih. • Sumber air bersih bisa
didapat dari PDAM dimasukan kedalam bak air bersih, sedangkan sumber air yang
berasal dari Deep Well dimasukan kedalam raw water tank. • Air yang berada di
raw water tank ditreatment di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya
dialirkan kebak air bersih / clear water tank. • Air yang berada didalam bak
air bersih selanjutnya dialirkan ke bak air atas dengan Pompa Transfer. •
Distribusi air bersih pada dua lantai teratas menggunakan packaged booster
pump, sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi. •
Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 (satu) hari
pemakaian air.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Pompa Transfer, berfungsi untuk menaikan air bersih dari Ground Water
Tank (GWT) ke Roof tank melewati pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer
yang sering dipakai, antara lain :
a. End suction
b. Horizontal split case
c. Multi stage
d. Centrifugal
2. Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan
start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering
dipakai, antara lain :
a. Pressure tank dengan diafragma
b. Pressure tank tanpa diafragma
3. Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
a. Check valve, berfungsi untuk menahan aliran balik air didalam
instalasi pipa.
b. Gate Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air didalam
pipa.
c. Ball valve, Berfungsi untuk mengatur jumlah aliran air didalam pipa.
d. Butterfly Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air
didalam pipa.
e. Floating valve, berfungsi untuk membuka & menutup aliran air ke
tanki.
f. Foot Valve, berfungsi untuk menahan air balik.
g. Strainer, berfungsi untuk menyaring.
h. Flexible joint, berfungsi untuk menahan getaran/gerakan.
i. Pressure gauge, berfugsi untuk pembacaan tekanan.
j. Pressure switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat
tekanan.
k. Flow switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat aliran.
4. Water meter, Berfungsi untuk mengukur debit air. Instalasi Air Bersih
Tradisional Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan
membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,
mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan
beriburibu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian
dan perabotan rumah tangga. Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau
pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan
sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur
menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang
keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping
itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air
bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal. Masalah
kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air
hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh
air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah
yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun
pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah
dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan
air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan. Ada 7 cara penyimpanan air yang
biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara
tersebut yaitu :
1) Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
2) Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
3) Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
4) Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
5) Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
6) Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
7) Bak penampungan sumber air/mata air Umumnya penyimpanan air yang
digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen.
Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat,
mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah
tercemar.
Untuk Pembuatannya Bahan dan peralatannya :
1) Bambu
2) Pahat
3) Palu
Cara Pembuatannya :
1) Hilangkan sekat pada ruas bambu, dengan pemotongan bentuk huruf V
2) Kemudian sekat dihilangkan dengan pahat
3) Penyampungan pipa dilakukan dengan menumpangkan ujung pipa bagian
hilir.
4) Ujung-ujung tersebut dipotong miring agar mudah menumpangkannya Pada
gambar dibawah ini.
Penggunaannya :
Cara ini digunakan untuk penyambungan yang tidak seberapa jauh jaraknya
yaitu jarak antara sumber air ke pemukiman. (Gambar 2 dan 3).
Sumber : Buku Panduan Air dan
Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan
Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Pompa Transfer, berfungsi untuk menaikan air bersih dari Ground Water Tank (GWT) ke Roof tank melewati pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :
a. End suction
b. Horizontal split case
c. Multi stage
d. Centrifugal
2. Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
a. Pressure tank dengan diafragma
b. Pressure tank tanpa diafragma
3. Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
a. Check valve, berfungsi untuk menahan aliran balik air didalam instalasi pipa.
b. Gate Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air didalam pipa.
c. Ball valve, Berfungsi untuk mengatur jumlah aliran air didalam pipa.
d. Butterfly Valve, berfungsi untuk mengatur buka / tutup aliran air didalam pipa.
e. Floating valve, berfungsi untuk membuka & menutup aliran air ke tanki.
f. Foot Valve, berfungsi untuk menahan air balik.
g. Strainer, berfungsi untuk menyaring.
h. Flexible joint, berfungsi untuk menahan getaran/gerakan.
i. Pressure gauge, berfugsi untuk pembacaan tekanan.
j. Pressure switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat tekanan.
k. Flow switch, berfungsi sebagai alat kontak hubung/putus akibat aliran.
4. Water meter, Berfungsi untuk mengukur debit air. Instalasi Air Bersih Tradisional Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beriburibu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga. Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal. Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan. Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :
1) Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)
2) Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
3) Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
4) Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
5) Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
6) Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
7) Bak penampungan sumber air/mata air Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum, genteng dan bambu semen.
Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar.
Untuk Pembuatannya Bahan dan peralatannya :
1) Bambu
2) Pahat
3) Palu
Cara Pembuatannya :
1) Hilangkan sekat pada ruas bambu, dengan pemotongan bentuk huruf V
2) Kemudian sekat dihilangkan dengan pahat
3) Penyampungan pipa dilakukan dengan menumpangkan ujung pipa bagian hilir.
4) Ujung-ujung tersebut dipotong miring agar mudah menumpangkannya Pada gambar dibawah ini.
Penggunaannya :
Cara ini digunakan untuk penyambungan yang tidak seberapa jauh jaraknya yaitu jarak antara sumber air ke pemukiman. (Gambar 2 dan 3).
INSTALASI PLUMBING SISTEM PENYEDIAAN AIR KOTOR
Klasifikasi
berdasarkan jenis air buangan:
• Sistem
pembuangan air kotor.
Adalah system pembuangan untuk air
buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung
kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ).
• Sistem
pembuangan air bekas.
Adalah
system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink
dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia
riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi
air kotor terlebih dahulu
• Sistem
pembuangan air hujan.
Sistem pembuangan air hujan harus
merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas,
karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan
akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
• Sistem
air buangan khusus.
Sistem pembuangan air yang mengandung
gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang
bersifat khusus.
Klasifikasi
berdasarkan cara pengaliran :
• Sistem
gravitasi.
Air buangan mengalir dari tempat yang
lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya
lebih rendah
• Sistem
bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa )
karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air
buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan,
kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di
gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada
bangunan tinggi / bertingkat banyak.
SKEMA UMUM SISTEM PEMBUANGAN GRAFITASI
EFEK
SIFON DAN PERANAN PIPA VEN PADA SISTEM PEMBUANGAN
BAGIAN
– BAGIAN SISTEM PEMBUANGAN
•
Alat – alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub,wastafel,
bak – bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
•
Pipa – pipa pembuangan.
•
Pipa ven.
•
Perangkap dan penangkap ( interceptor ).
•
Bak penampung dan tangki septic.
•
Pompa pembuangan.
Pipa
– pipa pembuangan
• Ukuran
pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap alat
plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap, jarak
tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih
dari 60 cm
Syarat
– syarat perangkap
•
Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 – 100 mm.
• Konstruksi
perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi pengendapan atau tertahannya
kotoran dalam perangkap.
•
Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di pe rbaiki bila ada
kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
•
Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat menghambat
aliran air.
Jenis
perangkap
Jenis
perangkap dapat di kelompokkan menjadi :
a. Perangkap yang di pasang pada alat
plambing dan pipa pembuangan.
b. Perangkap yang menjadi satu dengan
alat plambing.
Penangkap
(interceptor)
• Persyaratan
penangkap
–
Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang
di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami
gangguan sependek mungkin.
–
Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah
dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah
dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.
–
Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkanmin
yak,
lemak dan sebagainya dari air buangan.Konstruksi penangkap umumnya juga
merupakan ‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang penangkap dilarang
memasang perangkap, sebab dapat terjadi ‘perangkap ganda’.
Tangki
septic dan rembesan
•
Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan
air kotor,
tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari
bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari
tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan
cara
pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang meru
bah kotoran
baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar
secara gravitasi dan
diresapkan
ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan
bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian
tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki)
dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.
Sistem
pembuangan dengan tangki septic
Komponen sistem pembuangan
Syarat jarak komponen sistem
tangki septic
terimakasih banyak, sangat membantu sekali...
ReplyDeletehttp://tokoonlineobat.com/obat-sirosis-hati-alami/
terimakasih banyak, sangat membantu sekali...
ReplyDeleteterima kasih :)
ReplyDelete