Friday, June 14, 2013

MEKANISME PENCEMARAN AIR



Air terdapat di mana-mana dan harganya relatif murah. Air merupakan unsur pokok dalam kehidupan manusia, dipergunakan untuk rumah tangga, industri, pertanian, rekreasi, transportasi, perikanan dan lain-lain. Disamping itu air dapat pula menyebarkan penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pencernaan makanan. Makin padatnya penduduk di daerah, dan semakin berkembangnya industri pencemaran air tidak dapat dihindari lagi. Pencemaran air dapat terjadi pada air permukaan maupun air dalam tanah. Yang dimaksud dengan air permukaan adalah air sungai,  air danau, air sumur dangkal, air laut, sedang yang dimaksud dengan air dalam tanah adalah sungai bawah tanah, lapisan air dalam tanah. dan air sumur dalam.

•    Pencemaran air permukaan.
Air yang semula merupakan air hujan, akan menghanyutkan berbagai macam limbah dan kotoran lain baik yang berada dipermukaan tanah maupun yang telah dialirkan oleh air sungai. Kotoran tersebut sangat bervariasi, dapat merupakan kotoran organik (kotoran manusia, hewan dan sisa tumbuhan), maupun kotoran anorganik. Air itu menyerap karbon dan nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan tercampur debu. Air tersebut mengalir sepanjang sungai, terakumulasi di danau yang akhirnya mengalir ke laut. Air yang tingkat kotorannya mencapai tingkat yang membahayakan manusia dan kehidupan lain disebut sebagai air yang telah tercemar

•    Pencemaran air dalam tanah.
Air permukaan yang sudah tercemar sebagian mengalir di permukaan dan sebagian yang lain masuk ke dalam lapisan tanah. Air yang menguap sesudah berada di udara yang suhunya dingin, akan segera terkondensasi dan kemudian jatuh lagi sebagai air hujan atau salju. Air yang merembes ke dalam tanah mengalir melalui berbagai lapisan tanah dan akhirnya berkumpul di suatu tempat dan membentuk lapisan air dalam tanah.
Pencemaran air sumur dangkal atau air sumur pompa dangkal sangat dimungkinkan terjadi sebagai akibat rembesan air kotor, septi tank yang merembes ke bawah masuk ke dalam lapisan dalam tanah atau melalui retakan. Air yang masuk ke dalam tanah dapat mengalami penyaringan alamiah, namun penyaringan itu tidak cukup untuk membersihkan air dalam tanah secara alamiah.

Zat pencemar yang berada dalam air dikelompokkan menjadi dua, yaitu pencemar yang dapat terurai dan pencemar yang tidak dapat terurai.
•    Pencemar yang dapat terurai  pada umumnya merupakan bahan organik, berasal dari kotoran manusia, hewan dan sisa tumbuhan yang sudah mati. Penguraian ini dapat dilakukan oleh bakteri baik yang aerobik maaupun bakteri anaerobik. Apabila bakteri pengurai tersebut terdapat dalam air, maka sebagian oksigen yang ada dalam air dimanfaatkan oleh bakteri dalam usaha metabolisme. Akibatnya terjadi pengurangan oksigen dalam air. Air ini dapat pulih kembali kadar oksigennya apabila bersentuhan dengan udara. Tetapi apabila jumlah zat pencemar terlalu banyak maka oksigen yang terlarut bisa habis. Keadaan aliran air yang mengalami proses penguraian bakteri anaerobik ditandai oleh air yang berbau busuk,  warna air berubah menjadi kehitam-hitaman dan berbusa, dan dengan demikian kehilangan keindahannya. Dalam proses penguraian tersebut didapatkan hasil samping dalam bentuk gas karbon dioksida, gas methanol dan gas hidrogen sulfida.
•    Jumlah zat pencemar organik yang dapat terurai dinayatakan oleh jumlah oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi (penguraian) bahan tersebut, baik secara kimiawi maupun secara biologik. Yang pertama dinyatakan dengan COD (Chemical Oxygen Demand), kebutuhan oksigen secara kimiawi. Yang kedua dinyatakan dengan BOD (Biological Oxygen Demand), kebutuhan oksigen secara biologik. Yang sering dipergunakan sebagai ukuran adalah BOD5, artinya pengukuran kebutuhan oksigen oleh bakteri pembusuk dan pengurai selama waktu lima hari pada suhu tertentu 20oC.

Kadar oksigen terlarut merupakan ukuran baik buruknya kualitas air bagi kehidupan dalam air.
•    Kadar oksigen terlarut sebesar 7-8 ppm dibutuhkan oleh kehidupan beberapa jenis ikan yang penting.
•    Untuk semua jenis ikan dan berlangsungnya siklus kehidupan air diperlukan 4-5 ppm.
•    Pada kadar oksigen terlarut 2-3 ppm hanya sejenis ikan gurami atau ikan yang tidak disukai manusia yang dapat hidup.

Masalah lain yang ditimbulkan oleh pembuangan zat organik ke dalam arus air adalah tumbuhnya tanaman algae (ganggang).
•    Ganggang tumbuh karena mendapat makanan senyawa nitrat dan sulfat yang berasal dari proses penguraian zat organik tersebut oleh bakteri pengurai dan pembusuk.
•    Pada jumlah tertentu ganggang tersebut memberi pengaruh  baik, yaitu memberi makan kepada ikan.
•    Akan tetapi bila jumlahnya terlalu banyak bahkan dapat meracuni ikan, emberi bau busuk, merusak keindahan dan menimbulkanmaslah pada proses pembersihan air.
•    Ganggang yang mati memerlukan pula oksigen guna proses penguraian dan pembusukannya.

Beberapa sifat air yang perlu diperhatikan antara lain;
•   
Batas tertinggi mineral-mineral yang boleh dalam air minum disebut Maximum Allowable Concentration (MAC). Angka MAC untuk nitrogen adalah sepuluh miligram per liter air, sedang dalam bentuk nitrat adalah 45 miligram per liter air.
•    Air yang banyak mengandung oksigen dan flourida akan melarutkan timah yang terdapat dalam pipa ledeng, sehingga mengakibatkan konsentrasi yang cukup tinggi menyebabkan Dental Flourosis (Mottledteeth atau belang-belang pada gigi). Kelainan ini hanya dapat timbul pada anak-anak sampai umur 8-9 tahun, sesudah umur ini air yang mengandung banyak flour tidak akan menyebabkan kelainan.
•    Air minum yang banyak mengandung  nitrat atau nitrogen dalam konsentrasi yang cukup tinggi menyebabkan Blue Baby, yaitu kelainan bentuk butir darah merah yang tidak dapat mengikat oksigen. Kelainan ini kadang-kadang dapat menyebabkan kematian bayi. Nitrat atau nitrogen tersebut masuk ke dalam tubuh bayi karena susu yang diencerkan dengan air yang mengandung kedua zat tersebut.
•    Air yang banyak mengandung banyak mineral terutama sulfat dalam konsentrasi lebih besar dari 250 miligram per liter air sebagai magnesium sulfat dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan dan diare bagi orang yang tidak biasa minum air seperti itu

Air Sebagai Pembawa Penyakit.
Masalah pencemaran air lainnya adalah air dapat menyebarkan penyakit. Penyakit-penyakit yang penularannya terjadi dengan perantaraan air (water borne diseases) adalah penyakit;
•    Penyakit gastro intestinal
•    Penyakit infeksi saluran makanan seperti kolera, 
•    Penyakit typhus abdominalis, para typhus A,B,C,
•    Penyakit desentri basiler, desentri amuba,
•    Penyakit hepatitis infeksiosa (penyakit kuning), dan
•    Beberapa jenis penyakit cacing

Sumber utama bibit penyakit tersebut adalah kotoran manusia yang sedang menderita  penyakit-penyakit tersebut di atas. Karena pembuangan kotoran manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan maka bibit penyakit tersebut tersebar. Kotoran manusia (faeces) dari penderita atau membawa bibit penyakit akhirnya dengan suatu cara dapat masuk ke dalam persediaan air minum. Pada umumnya air minum ini berasal dari air permukaan atau air sumur dangkal. Kemudian tanpa dimatikan (dididihkan) terlebih dahulu bibit penyakit tersebut terminum manusia.

Masalah lainnya adalah masalah air panas yang dibuang ke dalam aliran air. Akibat naiknya suhu air adalah turunnya daya larut oksigen dalam air, mempercepat pemakaian oksigen dalam proses pembusuakan dan penguraian, dan pengaruh langsung dari kenaikan suhu terhadap beberapa jenis organisme. Misalnya, beberapa jenis ikan air tawar yang memerlukan suhu rendah dan oksigen terlarut yang tinggi untuk berkembang biak. Dengan naiknya suhu ikan akan tersebut mati

* Sumber : http://sanitationhealth.blogspot

No comments:

Post a Comment